Mr.PHP - Peneliti melakukan penggalian di bawah
dasar laut Georgia, Amerika Serikat. Mereka menemukan sisa-sisa fosil
paus abu-abu Altantik, yang merupakan peninggalan dari populasi yang
diburu hingga punah pada abad ke-18.
Dilansir MSN, Senin (24/12/2012), temuan peneliti mengungkap bahwa sebelum nyawa paus tersebut terancam oleh aktivitas perburuan, hewan mamalia laut yang ditemukan ini telah lebih dahulu mati. Penanggalan karbon menunjukkan fosil paus tersebut berusia sekira 36 ribu tahun.
Fosil tulang besar pertama kali ditemukan bersama dengan dua hewan vertebrata di dekat Gray Reef National Marine Sanctuary. Lokasi temuan tersebut berjarak 32 kilometer di bagian tenggara Georgia pada 2008.
Membutuhkan waktu dua tahun bagi peneliti untuk mengangkut semua fosil, yang mengendap dalam lapisan tempurung dan pasir 70 kaki (21 meter) di bawah permukaan. Tulang rahang yang ditemukan berukuran panjang 5 kaki (1,5 meter).
Peneleiti mengatakan bahwa fosil tulang yang ditemukan ini merupakan paus baleen (insang) atau paus yang menggunakan baleen plates (piring baleen) di mulut mereka untuk menyaring makanan dari organisme kecil di air laut. Fosil ini lebih terlihat mirip dengan paus abu-abu, Eschrichtius robustus.
Spesies paus abu-abu ini bisa ditemukan di Samudera Pasifik. Hewan ini pernah berada di ambang kepunahan pada era tertentu, di mana ketika itu industri penangkapan ikan paus sedang digalakkan.
"Paus abu-abu California terlihat seperti tulang yang pernah digali di Skandinavia pada abad ke-19," ujar Ervan Garrison, profesor geoarkeologi di University of Georgia. Ia mengatakan, penamaan fosil ini berdasarkan wilayah di mana bukti spesimen itu ditemukan.
Spesimen baru ini berusia sekitar 36.570 tahun dan membuatnya menjadi fosil paling tua di Atlantic basin bagian barat. Jika temuan ini merepresentasikan paus abu-abu di zaman Pleistosen, maka ini merupakan spesimen tertua yang ditemukan di selatan North Sea dan menunjukkan usia 42.800 tahun lalu.
Dilansir MSN, Senin (24/12/2012), temuan peneliti mengungkap bahwa sebelum nyawa paus tersebut terancam oleh aktivitas perburuan, hewan mamalia laut yang ditemukan ini telah lebih dahulu mati. Penanggalan karbon menunjukkan fosil paus tersebut berusia sekira 36 ribu tahun.
Fosil tulang besar pertama kali ditemukan bersama dengan dua hewan vertebrata di dekat Gray Reef National Marine Sanctuary. Lokasi temuan tersebut berjarak 32 kilometer di bagian tenggara Georgia pada 2008.
Membutuhkan waktu dua tahun bagi peneliti untuk mengangkut semua fosil, yang mengendap dalam lapisan tempurung dan pasir 70 kaki (21 meter) di bawah permukaan. Tulang rahang yang ditemukan berukuran panjang 5 kaki (1,5 meter).
Peneleiti mengatakan bahwa fosil tulang yang ditemukan ini merupakan paus baleen (insang) atau paus yang menggunakan baleen plates (piring baleen) di mulut mereka untuk menyaring makanan dari organisme kecil di air laut. Fosil ini lebih terlihat mirip dengan paus abu-abu, Eschrichtius robustus.
Spesies paus abu-abu ini bisa ditemukan di Samudera Pasifik. Hewan ini pernah berada di ambang kepunahan pada era tertentu, di mana ketika itu industri penangkapan ikan paus sedang digalakkan.
"Paus abu-abu California terlihat seperti tulang yang pernah digali di Skandinavia pada abad ke-19," ujar Ervan Garrison, profesor geoarkeologi di University of Georgia. Ia mengatakan, penamaan fosil ini berdasarkan wilayah di mana bukti spesimen itu ditemukan.
Spesimen baru ini berusia sekitar 36.570 tahun dan membuatnya menjadi fosil paling tua di Atlantic basin bagian barat. Jika temuan ini merepresentasikan paus abu-abu di zaman Pleistosen, maka ini merupakan spesimen tertua yang ditemukan di selatan North Sea dan menunjukkan usia 42.800 tahun lalu.
Suka Dengan Artikel Ini ?
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Dunia
dengan judul "Ditemukan Fosil Paus di Bawah Dasar Laut Amerika". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://misterphp2.blogspot.com/2012/12/ditemukan-fosil-paus-di-bawah-dasar.html.
0 komentar "Ditemukan Fosil Paus di Bawah Dasar Laut Amerika", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment