JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berupaya untuk mengantisipasi terjadinya curah hujan tinggi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Salah satu metode yang dilakukan adalah dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Kepala Bidang Pengkajian Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan ( BPPT), Tri Handoko Seto menjelaskan bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) adalah upaya manusia untuk melakukan intervensi terhadap proses yang terjadi dalam awan dan atau lingkungannya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, selain awan memerlukan proses lama untuk menjadi hujan, terdapat pula awan yang buyar tidak menjadi hujan.
“Dengan mempelajari proses-proses alam tersebut, maka TMC berupaya mengondisikan awan dan atau lingkungannya seperti proses alami tersebut,” imbuhnya. Ia meyakini bahwa TMC bisa digunakan untuk mengurangi curah hujan yang berlebih, yang mengakibatkan banjir.
Prinsip TMC ini antara lain, mempercepat proses awan menjadi hujan terhadap awan-awan yang sedang tumbuh di daerah 'upwind' yang bergerak memasuki DAS. Dengan demikian, awan-awan tersebut akan turun menjadi hujan sebelum masuk DAS. Selain itu, prinsip TMC juga diterapkan guna mengganggu proses pertumbuhan awan di dalam DAS yang bergerak meninggalkan DAS, agar awan tidak menjadi hujan di dalam DAS. Metode ini dieksekusi menggunakan peralatan darat dan atau pesawat berbahan semai flare.
Prinsip TMC juga dapat “menyulitkan” pembentukan awan besar (cumulonimbus), sehingga curah hujan yang turun ke permukaan tanah akan berkurang. Metode ini dieksekusi menggunakan pesawat yang mampu terbang pada ketinggian di atas 20 ribu kaki dengan menggunakan bahan semai inti es.
Kepala Bidang Pengkajian Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan ( BPPT), Tri Handoko Seto menjelaskan bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) adalah upaya manusia untuk melakukan intervensi terhadap proses yang terjadi dalam awan dan atau lingkungannya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, selain awan memerlukan proses lama untuk menjadi hujan, terdapat pula awan yang buyar tidak menjadi hujan.
“Dengan mempelajari proses-proses alam tersebut, maka TMC berupaya mengondisikan awan dan atau lingkungannya seperti proses alami tersebut,” imbuhnya. Ia meyakini bahwa TMC bisa digunakan untuk mengurangi curah hujan yang berlebih, yang mengakibatkan banjir.
Prinsip TMC ini antara lain, mempercepat proses awan menjadi hujan terhadap awan-awan yang sedang tumbuh di daerah 'upwind' yang bergerak memasuki DAS. Dengan demikian, awan-awan tersebut akan turun menjadi hujan sebelum masuk DAS. Selain itu, prinsip TMC juga diterapkan guna mengganggu proses pertumbuhan awan di dalam DAS yang bergerak meninggalkan DAS, agar awan tidak menjadi hujan di dalam DAS. Metode ini dieksekusi menggunakan peralatan darat dan atau pesawat berbahan semai flare.
Prinsip TMC juga dapat “menyulitkan” pembentukan awan besar (cumulonimbus), sehingga curah hujan yang turun ke permukaan tanah akan berkurang. Metode ini dieksekusi menggunakan pesawat yang mampu terbang pada ketinggian di atas 20 ribu kaki dengan menggunakan bahan semai inti es.